Worldview Sekularisme
Oleh Wildan Fauzi
1. Ketika seorang pemimpin ditanya, " pak ! Bagaimana cara bapa menanggulangi banjir ini ? Ia menjawab : " kita akan coba buat saluran air yang baik, serapan air di perbanyak, menghimbau warga jangan buang sampah ke sungai, kalau perlu kuras kalinya. Nah, coba perhatikan jawabannya.
Kalau jawabannya hanya sampai pada aspek empiris/fisik saja, tanpa melibatkan ilahiyyah/metafisika maka dia sekuler, tidak percaya bahwa ada aspek lain diluar alam dan kajian empiris yang mengakibatkan sesuatu terjadi pada manusia. Pemimpin yang tidak sekuler akan mencoba memahami permasalahan dari berbagai sudut pandang. Ia akan mencoba memadukan aspek empiris, ilmu pengetahuan ( Akal ) tapi juga dibarengi dengan kabar Shodiq dari nilai - nilai agama.
Pemimpin yang tidak sekuler akan menambah jawaban ilahiyyah : " selain solusi empiris tadi, maka yang paling penting dari solusi banjir adalah jangan maksiat kepada Allah SWT. "
2. Ketika Ilmuwan ditanya " Prof, kenapa terjadi gempa bumi ? " maka ia menjelaskan karena terjadinya gempa bumi karena adanya pergeseran lempeng-lempeng, atau pergeseran struktur tanah dan faktor alam yang membuatnya bergetar.
Nah kalau jawabannya hanya pada aspek alamiah hasil dari kajian panca indra ( Empiris ) atau hanya berdasarkan ilmu pengetahuan saja ( Rasional Aqliyyah ) , maka ia seorang ilmiah yang sekuler. Ia tak percaya dengan adanya aspek lain diluar empiris dan ilmu pengetahuan bahwa yang menggerakkan itu semua adalah yang maha kuasa Allah SWT. Karena yang sekuler hanya percaya bahwa sabab-bab ilmu itu hanya 2 yaitu Empiris dan Rasional. Maka ilmuwan yang tidak sekuler akan mencoba memahami persoalan bukan hnya dari sabab-bab empiris saja tapi dari kajian ilahiyyah Nah kita sekarang, masuk barisan mana? ,. Bagaimana kita memahami fenomena naiknya suhu dingin di wilayah kita? Apakah kita hanya percaya bahwa ini adalah Aphelion? Atau kah kita percaya bahwa ini adalah kuasa ilahi dalam menentukan suhu bumi? Ini adalah bentuk kebesaran Allah? Jawab dengan kesadaran.
Meskipun kita secara legal formal menolak paham Sekularisme lewat keputusan MUI tentang paham SIPILIS thn 2005 tapi bisa jadi Nilai-nilai sekulisme tertanam dalam diri kita manakala kita tidak menanamkan Nilai-nilai ilahiyyah dalam setiap kehidupan kita. Kita meninggalkan agama dalam aktivitas, kita meninggalkan aspek ukhrawi dari cara berpikir. Lalu apa solusi nya supaya kita tak termasuk sekuler : Hadirkan Allah dalam setiap gerak langkah kehidupan, sehingga Allah yang membimbing kehidupan, Allah yang mengarahkan pikiran. Orang yang tidak sekuler itu cara berpikirnya Dunyawiyyah dan ukhrawiyah Aspek dunia dan Akhirat Dalam Aqoid Assafiyyah disebutkan bahwa sumber ilmu :
اسبب العلم للناس ثلاثۃ
1. Persepsi Indra
2. Akal Sehat ( Ta'aqqul )
3. Berita yang benar ( Khobar Sadiq )
Demikian catatan kecil dari hasil renungan dan kajian Pagi ini.
Komentar
Posting Komentar